Hiruk Pikuk si SKP

Bukan hanya tadi pagi saya kedatangan tamu yang cukup bikin sedikit bingung saya. Salah saya sendiri yang tulalit alias tidak cepat nyambung apa yang mereka keluhkan/bingungkan.

Bayangkan, ini adalah awal tahun penyusunan SKP 2015, pada awal Januari 2015 seharusnya sudah tersusun SKP baru. Ternyata akhir Desember lalu sampai dengan pertengahan Januari 2015 hampir setiap orang PNS sibuk, apalagi yang menjadwalkan diri untuk dapat diusulkan kenaikan pangkat periode April 2015. Mereka bagaikan kebakaran janggut, atau kalangkabut, jangankan sudah menyusunnya, ternyata mereka karena belum paham esensi PP 46 Tahun 2011 dan pengetahuan SKP juga teknik penyusunannya. Ada juga di forum yang saya dirikan dan digawangi teman-teman yang peduli, yang asal muasalnya berpencar dari seantero negeri, semuanya disibukkan menjawab pertanyaan yang hanya sepele, 'apa itu SKP?' Nah, lho?

Pertanyaan tentang SKP meskipun sudah pernah ditanyakan oleh anggota lainnya yang sama muncul dari anggota baru. Sampai-sampai para punggawa (admin) menahan hati lucunya tingkah polah pertanyaan anggota forum maupun sikap para narasumber, bahkan sampai membuat kami garuk-garuk kepala yang memang tidak gatal.

SKP menjadi sesuatu yang membuat hiruk pikuk PNS sebenarnya sudah disosialisasikan sejak satu tahun lalu, persis beberapa bulan sebelum blog ini lahir. Apa yang saya tulis di akhir Desember 2013 di koran lokal, fenomena yang saya bayangkan ternyata terjadi. SKP akhirnya hanya menjadi sesuatu yang sekedar formalitas. Banyak PNS yang menyusunnya dan menilainya dengan hanya selisih waktu 1 - 2 hari saja, bertentangan dengan konsep PP 46 tahun 2011. Penilaianpun akhirnya disulap sedemikian rupa, seolah-olah pekerjaan ini benar.

Beginilah PNS di Indonesia? Saya hanya bisa menggumam, entah apa yang pembaca pikirkan.