Monday, December 29, 2014

Cara Gampang Menyusun SKP Guru dengan Pendekatan PKG #4

Sebelum saya melanjutkan tulisan tentang Simulasi Penyusunan SKP Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah ini saya menyeruput kopi hangat bikinan sang isteri. Kopi hitam yang memiliki nama dagang Kopi Tambora, bubuk kopi asli, saya bawa dari Mataram, Nusa Tenggara Barat beberapa waktu silam.

Sulitkah menyusun SKP Guru dengan Tugas Tambahan Kepala Sekolah?

Ah nggak juga....

Setelah melakukan simulasi penyusunan SKP bagi guru-guru dengan pendekatan PKG, kali ini saya ingin berbagi informasi mengenai bagaimana seorang Kepala Sekolah melakukan tahapan penyusunan SKP Tahun 2015, masih dengan pendekatan PKG. Ini saya lakukan mengingat tools perekam jejak pencari informasi yang saya pasang di blog saya memberikan datanya kepada saya, bahwa banyak sekali rekan-rekan mampir ke blog saya dengan kata pencarian "Cara Menyusun SKP Kepala Sekolah". Lho, emang mas Gus sampai segitunya tahu gimana para pengguna internet bisa terarah ke blog SKP.links? Ya, tahu banyak sih enggak, yang jelas penulis blog itu punya jimat khusus untuk mengetahui apa kebutuhan pembacanya. Itu rahasia seorang blogger dengan indera keenamnya, yaitu dengan IT intelegence. Hehehe... [nyombong itu boleh kok, asal jangan berlebihan...]

Saya berkesempatan ngobrol dengan seorang Kepala Sekolah. Ini nih sepenggal obrolan saya dengan seorang Kepala Sekolah itu.
Nulis apa Mas Gus? Tanyanya singkat. 
Bikin oret-oretan tentang simulasi SKP Tahun 2015. Jawab saya singkat juga, to the point.
Lho, sekarang kan masih bulan Desember? SKP yang lama aja belum selesai diukur, kok bahas SKP baru?
Saya takut nanti pembaca salah mengerti jika SKP itu bisa dibikin di akhir tahun. Padahal SKP itu dibikin pada awal tahun. Jika dibikin di akhir tahun, jelas penilaian prestasi kerjanya sudah pasti akal-akalan atau rekayasa. Dari sudut pandang disiplin PNS, menyusun SKP di akhir tahun merupakan tindakan indisipliner seorang PNS.

Kebetulan nih, saya mau belajar sama sampeyan. Sambutnya basa-basi.
Jangan belajar sama saya no, saya cuma seorang blogger, mbok ya belajar sama PP 46 Tahun 2011 tho... atau Perka BKN Nomor 1 Tahun 2013, disana sudah jelas banget tatacaranya.
Soft-Skill Kepala Sekolah yang perlu ditingkatkan (courtesy Novie Irawaty)
Seperti tulisan saya terdahulu, langkah-langkah awal menyusun SKP seorang JFT guru adalah memetakan beban kerja sesuai jabatan guru, oleh karena itu pemahaman terhadap Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Permendiknas Nomor 35/2010 terkait dengan PKG, harus terpateri kuat di kalangan individu guru. Langkah terakhir, seorang guru harus berani memetakan perolehan (target) nilai PKG diatas standar rata-rata. Esensi dari penyusunan SKP adalah memetakan target sesuai dengan kondisi pribadi PNS, baik dari faktor internal maupun eksternal (lingkungan).

Simulasi Penyusunan SKP Guru dengan Tugas Tambahan Kepala Sekolah

Seorang PNS bernama Ken Basuki Rahadja, S.Pd. adalah sebagai  Guru Madya pangkat Pembina golongan ruang IV/a mengajar mata pelajaran PKn dan diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah pada SMPN 4 Sungai Dareh, yang bersangkutan mengajar paling sedikit 6 jam per minggu dan ditargetkan pada akhir Desember tahun 2015 memperoleh Penilaian Kinerja Guru sebesar 50 dan sebagai Kepala Sekolah memperoleh nilai rata-rata sebesar 20 dengan demikian maka langkah-langkah penargetan perolehan nilai PKG dengan penghitungan angka kreditnya adalah sebagai berikut (nomor 1 dan 2):
  1. Konversi hasil penilaian kinerja tugas subunsur pembelajaran bagi Ken Basuki Rahardja, S.Pd ke skala nilai Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya adalah : 50/56x100 = 89,28 nilai PKG Subunsur pembelajaran 89,28 masuk dalam rentang 76 – 90 dengan kategori “Baik” (100%);
  2. Angka kredit per tahun sub unsur pembelajaran yang diperoleh saudara Ken Basuki Rahardja, S.Pd adalah menggunakan rumus berikut,
    sehingga total angka kredit
    bagi Ken Basuki Rahardja, S.Pd yang hendak dicapai sebgai targetnya dalam SKP adalah sebagai guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah adalah = 25% (29,75) + 75% (29,75) = 7,44+22,31 =29,75.
  3. Sesuai jabatannya sebagai Guru Madya, untuk Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, ia menargetkan bisa menulis sebagai hasil penelitian sederhana namun tidak dipublikasikan, hanya diseminarkan di tingkat satuan pendidikan dan makalahnya itu disimpan di perpustakaan sekolah sebanyak 2 makalah (setiap semester 1 karya ilmiah);
  4. Ia juga menargetkan dapat mengikuti seminar tingkat nasional sebagai peserta. Target tersebut bukan sekedar target, karena sebelumnya ia merupakan guru / Kepala Sekolah berprestasi tingkat provinsi, maka kemungkinan untuk mengikuti kegiatan seminar sangat besar peluangnya;
  5. Selain menargetkan dapat mengikuti diklat teknis fungsional guru untuk Implementasi Kurikulum 2013, ia juga aktif menjadi anggota Organisasi Profesi Guru, Organisasi Pramuka. Pada Tahun 2015, ia genap mengabdi 29 tahun, maka dari itu ia menargetkan mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya XX (20 tahun).
  6. Ken Basuki Rahardja selaku Kepala Sekolah juga menargetkan dapat menyusun dokumen Perencanaan bagi sekolah yang ia pimpin, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan jabatan Kepala Sekolah. 
Sehingga setelah segala sesuatunya dipetakan dengan cermat, maka rancangan SKP Tahun 2015 yang telah ia susun seperti terlihat di bawah ini.

Penjelasan:
Nomor 1 dan 2, merupakan kegiatan tugas jabatan guru dengan tugas tambahan Kepala Sekolah, karena Sdr. Ken Basuki Rahardja golongan IV/a, menargetkan perolehan nilai PKG "baik" maka jika dikonversikan menjadi 29,75. Unsur pembelajaran bagi Kepala Sekolah porsinya 25% sehingga AK satu tahun = 7,44 (25% x 29,75). Unsur tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah porsinya 75%, sehingga 75% x 29,75 = 22,31.
Tabel Konversi AK pada PKG untuk Guru dengan Tugas Tambahan yg Mengurngi Jam Tatap Muka

Nomor 3,4,5 adalah kegiatan PKB, Sdr. Ken Basuki Rahardja, menargetkan mampu menulis publikasi ilmiah sebanyak 2 makalah selama satu tahun. Ia juga menargetkan bisa mengikuti seminar tingkat nasional dengan AK 0,10 dengan bukti laporan kegiatan dan surat keterangan. Ia juga menargetkan mampu mengikuti diklat Implementasi kurikulum 2013 tingkat lanjut pola 81 jam ke atas dengan pengakuan AK 2,00 setelah menunjukkan 1 berkas laporan yang terdiri dari Laporan Kegiatan Diklat, Surat Tugas dan Sertifikat (STTPL) Diklat.

Nomor 6,7,8 Unsur Penunjang Profesi Guru, Sdr. Ken Basuki Rahadja adalah guru yang aktif berorganisasi dan menjadi anggota bebrapa organisasi kemasyarakatan yang berbasis edukatif seperti Pramuka setiap tahunnya AK = 1,00 dan organisasi profesi sebagai anggota AK = 0,75. Selain itu, ia juga telah diusulkan mendapatkan piagam SatyaLancana Karya Satya, oleh karena itu ia menargetkan perolehan AK untuk unsur penunjang ini sebesar 2,00.

Sebagai seorang Kepala Sekolah yang baru ditempatkan di sekolah barunya, ia memiliki visi mengembangkan sekolah yang ia pimpin sebagai sekolah yang memiliki dokumen perencanaan yang baik, oleh karena itu ia menargetkan tersusunnya 3 dokumen perencanaan sekolah dalam waktu 3 bulan, dan kegiatan lain yang menjadi kewenangan Kepala Sekolah.

Demikian, semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment

Tulisan-tulisan di blog ini sangat mencerminkan betapa saya masih miskin akan pengetahuan, oleh karena itu masukan dan komentar pembaca merupakan penghormatan bagi saya untuk menulis artikel yang lebih baik lagi terutama dalam hal teknik maupun subtansi tulisan. Penghargaan dan pernyataan terima kasih saya sampaikan kepada pembaca yang telah berkunjung dan menyampaikan harapan-harapan maupun masukan kepada blog ini. Salam saya: Gus Priyono